Difteri memiliki risiko tinggi pada anak-anak di bawah usia lima tahun dan seseorang yang berusia di atas 60 tahun.
Bakteri penyebab difter ini mudah terbawa oleh percikan ludah dari pasien, atau makanan yang tidak bersih yang telah terkontaminasi.
Masa inkubasi penyakit difteri berkisar antara 2-5 hari. Pada sebagian kasus difteri, gejala difteri tidak muncul pada diri seseorang. Namun setelah dilakukan tes swab hidung ternyata positif mengidap kuman difteri. Kondisi ini disebut karier difteri, yang dapat diobati dengan mengkonsumsi obat eritsomisin. Obat ini harus diminum setiap hari sebanyak 4 kali selama seminggu, mungkin juga dibutuhkan imunisasi.
Cara Mencegah Dan Mengobati Difteri Yang Harus Anda Ketahui
Faktor penyebab seseorang mudah terinfeksi penyakit Difteri
- Tidak mendapatkan imunisasi.
- Vaksin yang digunakan memiliki kualitas yang buruk.
- Sanitasi lingkungan yang buruk dan kepadatan tempat tinggal.
Penularan penyakit Difteri
- Benda yang terkontaminasi oleh bakteri, misalnya handuk atau mainan.
- Menyentuh bisul di kulit penderita difteri, sengaja ataupun tidak.
- Bersinggungan dengan binatang ternak yang terinfeksi oleh difteri.
- Minum susu yang tidak melalui proses sterilisasi.
Gejala Penyakit Difteri
- Suhu tubuh rata-rata di atas 38 derajat celcius, disertai menggigil.
- Tenggorokan dan tonsil ditutupi oleh membran berwarna abu-abu (Pseudo membran).
- Suara parau dan sakit pada tenggorokan.
- Nyeri ketika menelan makanan.
- Kesulitan untuk bernapas atau napas tersengal-sengal.
- Kelenjar limfa pada leher mengalami pembengkakan (bullneck).
- Kepala pusing.
- Keletihan dan kelelahan.
- Hidung mengeluarkan ingus. Semakin lama berubah menjadi kental, kadang disertai dengan darah.
Difteri kadang menyebabkan bisul yang akan hilang sendiri dalam waktu beberapa bulan, dengan meninggalkan bekas di kulit. Racun berbahaya yang ditimbulkan oleh infeksi difteri, berpeluang memunculkan komplikasi pada ginjal, susunan syaraf dan jantung. Komplikasi ini biasanya terjadi setelah terjadi infeksi selama 1 bulan.
Pengobatan Awal Pada Difteri
Kunjungi dokter ketika kondisi tubuh menunjukkan gejala difteri. Tim medis akan melakukan pemeriksaan Swab dan hasilnya dibawa ke laboratorium. Dokter akan memberikan pengobatan yang tepat, agar komplikasi tidak terjadi.
Cara Mencegah Difteri
- Berikan imunisasi DPT/HB pada bayi ketika usia mereka mencapai 2, 3, dan 4 bulan.
- Berikan imunisasi DT pada anak SD, ketika mereka baru masuk sekolah kelas 1.
- Berikan vaksin TD kepada anak yang telah berumur 9 tahun.
- Hindari kontak secara langsung dengan penderita difteri.
- Menjaga kebersihan tubuh dan stamina, dengan rutin berolahraga serta mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.
- Kunjungi rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan tubuh dengan reguler.
- Jika mengalami keluhan ketika menelan makanan, segera periksakan diri Anda ke rumah sakit terdekat.
Komplikasi Difteri
Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, racun difteri dapat menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Beberapa komplikasi yang biasa terjadi, termasuk di bawah ini:
A. Kerusakan pada jantung
Racun difteri yang masuk ke jantung dapat berakibat inflamasi otot jantung, sehingga sering menimbulkan masalah seperti detak jantung menjadi tidak teratur, dan gagal jantung.
B. Masalah pernafasan
Sel-sel mati akibat racun difteri akan membentuk membran yang mengganggu pernafasan. Jika partikel membran masuk ke dalam paru-paru, dapat memicu inflamasi dan menyebabkan gagal nafas.
C. Kerusakan syaraf
Saluran kemih yang bermasalah terkadang menjadi tanda awal dari kelumpuhan syaraf, yang pada akhirnya pasien sulit untuk bernafas. Pasein akan membutuhkan alat bantu pernafasan (respirator).
D. Gagal ginjal
Komplikasi difteri yang sangat parah adalah gagal ginjal dan pendarahan yang hebat.
Cara Mengobati Difteri
Penderita Difteri harus mendapatkan penanganan dengan segera. Jika terdapat gejala-gejala difteri, segera berkunjung ke rumah sakit. Konsultasi dengan tim medis untuk mendapatkan eritromisin dan pengobatan yang tepat. Tanpa menunggu hasil laboratorium, pasien biasanya segera dibawa ke ruang isolasi di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pemberian penisilin dan eritromisin akan membantu untuk menghilangkan toksin dan kuman.
Kasus difteri yang menyerang selaput lendir pada tenggorokan dan hidung kadang-kadang berpengaruh pada kulit. Penyakit ini sangat serius dan menular, karena berbahaya bagi keselamatan jiwa jika penanganan terlambat.
Antibiotik yang diberikan kepada pasien difteri berguna membantu tubuh untuk mematikan bakteri dan mengobati infeksi. Dosisnya tergantung pada parah tidaknya gejala dan masa inkubasi yang telah berjalan.
Umumnya setelah diberikan antibiotik selama 2 hari, bakteri difteri tidak ditularkan lagi oleh penderita. Namun pengobatan antibiotik harus tetap dilakukan selama 2 minggu. Jika hasil tes laboratorium masih menunjukkan adanya bakteri difteri, penggunaan antibiotik akan dilanjutkan selama sepuluh hari.
Sedangkan anti toksin berguna untuk menetralkan toksin difteri yang telah menyebar ke dalam tubuh. Jika pasien sulit untuk bernafas akibat membran yang ada pada tenggorokan, biasanya dokter mengambil tindakan berupa pengangkatan membran. Orang-orang yang berdekatan dengan pasien pun harus memeriksakan diri ke dokter, karena difteri rentan menular.
Demikian cara mencegah dan mengobati difteri yang harus Anda ketahui. Baca juga: 7 Cara Mengobati Radang Amandel Tanpa Operasi. Pencegahan tetap menjadi tindakan terbaik, daripada penyesalan akibat penyakit menular ini. Semoga kita semua tetap sehat dan bugar, jauh dari penyakit berbahaya.
ilustrasi foto via ksl.com
0 Response to "Cara Mencegah Dan Mengobati Difteri Yang Harus Anda Ketahui"
Posting Komentar