Program diet tinggi protein juga banyak diikuti oleh para pria, yang ingin menurunkan berat badan dan membentuk otot.
Berdasarkan penelitian, jenis diet ini ternyata dapat menimbulkan masalah kesehatan pada jangka panjang. Pemicunya adalah kekurangan air dan kehilangan massa otot. Padahal lemak tidak berkurang secara signifikan.
Efek samping dari diet tinggi protein dapat timbul pada jangka panjang, atau setelah program diet berlangsung selama lebih dari 8 bulan. Sebelum anda memutuskan untuk mengikuti jenis diet ini, sebaiknya ketahui apa saja bahayanya bagi kesehatan.
10 Bahaya Diet Tinggi Protein Bagi Tubuh
Pelaku diet tinggi protein dianjurkan untuk menghindari makanan berkarbohidrat dan berkalori tinggi. Jadi, mereka hanya mendapatkan asupan protein tinggi saja. Kebutuhan protein setiap hari adalah sekitar 0,8-1 gram per kg berat badan. Bahaya diet protein tinggi lebih besar daripada manfaatnya. Berikut ini adalah bahaya diet tinggi protein:
1. Dehidrasi
Diet tinggi protein tanpa asupan karbohidrat, akan meningkatkan sekresi urin sehingga tubuh mengalami dehidrasi.
2. Gangguan ginjal
Asupan protein berlebihan akan memaksa ginjal untuk bekerja berat, sehingga menurunkan fungsinya. Kondisi ini akan mengganggu kinerja ginjal, sehingga terbentuk endapan protein yang pada akhirnya menimbulkan batu ginjal.
3. Ketosis
Tanpa asupan karbohidrat, maka tubuh akan memecah lemak untuk sumber energi. Proses ini disebut ketosis. Metabolisme lemak akan menghasilkan produk sampingan berupa keton. Ketika tubuh kurang asupan glukosa, maka hati akan mengubah lemak menjadi asam keton, yang digunakan sebagai energi bagi otot.
Ketone dapat merusak fungsi organ dan memicu masalah kesehatan seperti penyakit asam urat, radang sendi (arthritis), batu ginjal, dan gagal ginjal. Ketone berlebih juga menimbulkan rasa mual dan bau mulut tidak sedap.
4. Osteoporosis
Untuk memecah protein dalam jumlah besar, maka produksi asam akan meningkat. Kadar asam yang berlebih akan dihilangkan dengan bantuan kalsium. Nah, kalsium ini diambil dari tulang, sehingga secara berangsur-angsur tulang menjadi keropos (osteoporosis). Untuk mengurangi efek ini, maka konsumsi kalsium harus ditambah.
5. Iritasi usus
Konsumsi protein tinggi secara berlebihan dapat memicu sindrom iritasi usus (IBS), yang ditandai dengan kram, perut kembung, nyeri perut, diare, dan sembelit. Jadi, penderita berada dalam kondisi antara konstipasi dan diare.
6. Gangguan pencernaan
Dengan konsumsi protein dalam jumlah banyak, akan menyebabkan kenyang lebih lama. Makanan yang kaya protein umumnya rendah serat. Kekurangan serat dapat mengganggu sistem cerna.
7. Kurang gizi
Pelaku diet ini hanya mendapat asupan protein tinggi, tetapi kekurangan pasokan vitamin, karbohidrat, kalsium, mineral, dan lemak tak jenuh. Menu diet yang tidak seimbang akan menyebabkan tubuh mengalami kekurangan gizi.
8. Alergi
Dampak buruk lainnya akibat diet tinggi protein adalah turunnya imunitas tubuh terhadap alergen, seperti makanan terntentu, polusi, dan bahan kimia. Pelaku diet ini lebih rentan terhadap alergi.
9. Memicu penyakit jantung
Makanan tinggi protein jika dikonsumsi secara berlebihan akan meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Tentu saja, kondisi ini juga memicu risiko penyakit jantung. Penelitian ilmiah pada tahun 2012, menunjukkan bahwa protein hewani banyak mengandung lemak jenuh. Konsumsi lemak jenuh secara terus-menerus akan meningkatkan risiko serangan jantung hingga sebesar 34 persen pada pria.
10. Memicu kanker
Protein memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tetapi asupan protein yang melebihi kebutuhan, dapat memicu penyakit kanker. Risiko ini lebih tinggi pada orang tua.
Nah, itulah 10 Bahaya Diet Tinggi Protein Bagi Tubuh. Untuk menurunkan berat badan dengan aman, syarat utamanya adalah olahraga teratur dan menjalani gaya hidup sehat.
0 Response to "10 Bahaya Diet Tinggi Protein Bagi Tubuh"
Posting Komentar